InfoSAWIT – Sampai saat ini kontribusi sektor minyak sawit masih tetap dominan, buktinya sampai Oktober 2020 lalu devisa nya telah sekitar US$ 17,5 miliar. Jika saja tidak ada defisit neraca perdagangan di sektor lain maka surplusnya bisa lebih tinggi. Diakui atau tidak, sektor sawit masih menjadi tulang punggung  ekonomi nasional.

Sementara dari sisi operasioanl, produksi kelapa sawit tercatat tidak terlalu berdampak dengan adanya pandemi Covid-19, lantaran sektor perkebunan telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat, ditambah dengan pola kerja di sawit yang memang berjauhan dan berjarak.

Memang pada awal pandemik covid-19 mencuat, sawit sempat terdampak lantaran adanya penerapan kebijakan lockdown atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah di Indonesia, sehingga mengganggu kegiatan ekspor. Tetapi tanpa menunggu lama pada Kuartal IV-2020, kegiatan ekspor sudah kembali membaik.

Secara umum ekspor minyak sawit Indonesia mengalami kontraksi disbanding tahun lalu, namun secara nilai tercatat lebih tinggi. Dimana kontraksinya mencapai 11%. Mesti juga bangga lantaran dikala masuk masa resesi sektor sawit masih menunjukkan kontribusi yang positif.

Hingga saat ini pasar minyak sawit masih didominasi pasar ekspor mencapai 70%, namun tahun ini diperkirakan pasar ekspor akan menurun menjadi 65%. Apalagi masa pandemic belum tuntas karena masih menghadapi masa kenormalan baru (new normal). Lantas di 2021, pasar minyak sawit di dunia masih belum pulih sepenuhnya, sebab itu pasar domestic menjadi harapan. Apalagi pada 2020 pasar domestic naik 3% berkat pandemic, lantraran kebutuhan produk turunan CPO dari oleokimia meningkat, biasanya untuk sabun, dan untuk bahan baku disinfektan.

 

 

Sumber: Infosawit.com