Departemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor (IPB) mengadakan kegiatan Summer Course yang dimulai pada 23 Agustus lalu dan akan berakhir pada 30 Agustus 2018. Summer course tahun ini diikuti lima belas peserta dari lima negara diantaranya Jepang (satu orang), Belanda (satu orang), Filipina (dua orang), Malaysia (dua orang), Tanzania (2 orang) dan Indonesia (tujuh orang).

Lokasi summer course berlangsung di Institut Pertanian Bogor dan Riau. Saat berkunjung ke Riau, peserta bertemu dengan jajaran pengurus Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Riau untuk mendengar dan menambah wawasan peserta Summer Course tentang  Petani Sawit.

Pada pertemuan yang berlangsung pada Rabu (29 Agustus 2018) di Ruang Rapat DPW Apkasindo Riau ini tampak hadir jajaran kepengurusan Apkasindo Riau hadir Ir. Gulat ME Manurung, MP selaku Ketua DPW Apkasindo Riau, Sismeidinata, SE (Wakil Ketua) dan Karen Rusli Ketua Bidang Keanggotaan.

Di sesi pemaparan, Gulat Manurung menjelaskan profil Apkasindo yang sudah berdiri di 24 Propinsi di Indonesia. Khusus Riau sudah hadir di 11 DPD Kabupaten/Kota dan 108 DPU tingkat Kecamatan dengan beranggotakan 518 ribu KK Petani Kelapa Sawit Swadaya.

Dalam sesi tanya jawab, mahasiswa yang berasal dari Filipina melontarkan pertanyaan terkait sistem tata niaga TBS petani swadaya yang justru petani sama sekali tidak memiliki pabrik sendiri.

Berkaitan tata niaga TBS petani, kata Gulat, asosiasi menjalin kerjasama dengan GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) juga dalam waktu dekat akan segera membangun pabrik sawit milik Petani Apkasindo sebagai pionir di Riau dan Kalimantan Tengah dengan Nama Holding Apkasindo. Mengingat kegiatan ini didukung oleh Kemenko Perekonomian, Kemenko Kemaritiman, BPDP-KS, dan UNDP serta CDB Tiongkok.

Gulat ME Manurung dalam pemaparannya menjelaskan Visi dan Misi Apkasindo, yaitu ada tiga poin utama, antara lain (1)Penguatan Kelembagaan dan Organisasi; (2)Fungsi Pendampingan Agronomis, Agribisnis dan SDM, dan yang ke (3) Fungsi Pendampingan Regulasi dan Advokasi. Dari tiga Fungsi ini yang terasa berat saat ini adalah fungsi ke tiga yaitu Pendampingan Regulasi dan Advokasi.

Menurutnya saat ini banyak sekali regulasi (peraturan) yang dikeluarkan pemerintah susah dimengerti oleh Petani dan cenderung sulit diikuti oleh petani, khususnya konsep Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan dan Keterlanjuran Berkebun Sawit dalam kawasan hutan.

Khusus untuk pendampingan Regulasi dan Advokasi ini, Apkasindo telah menjalin kerjasama dengan berbagai NGO-NGO yang relevan dibidangnya masing-masing sesuai kespesifikannya dan dalam jangka waktu dekat akan diadakan Seminar Nasional bersama NGO dan Koalisi Rakyat Riau (KRR).

H. Anizar Simajuntak Ketua Umum DPP Apkasindo, melalui sambungan telepon mengapresiasi Summer Course yang melibatkan APKASINDO sebagai organisasi menaungi petani sawit di Indonesia. Sebab rohnya industri sawit berada di petani sawit, jika keberlangsungan petani terganggu maka secara keseluruhan Industri Kelapa Sawit akan ikut terganggu.

“Untuk itu mari kita kawal petani supaya benar-benar dapat secara perlahan memahami konsep keberlanjutan usahatani kelapa sawit,”pungkasnya.

Kegiatan ini bekerja sama dengan Direktorat Program Internasional IPB dan merupakan tahun kedua dilaksanakan setelah pertama kali diadakan tahun 2017.

Chairani Putri Pratiwi, BIAFS, M.Si, Koordinator program menuturkan bahwa Indonesia sebagai negara produsen sawit terbesar di dunia menjadi pertimbangan bagi Departemen Agribisnis IPB untuk mengadakan program Summer Course mengenai komoditi kelapa sawit.

Program Summer Course ini disponsori oleh Asian Agri, salah satu perusahaan produsen minyak kelapa sawit terbesar di Asia. “Tahun ini, kita dapat dukungan penuh dari Asian Agri untuk menyelenggarakan program Summer Course,” ujarnya.

Tema program tahun ini mengenai “Inclusive and Sustainable Agribusiness: Oil Palm 2018”. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menjelaskan kondisi industri kelapa sawit di Indonesia khususnya mengenai aspek sustainablility ke Mahasiswa Internasional dengan harapan mereka dapat memahami perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Institut Pertanian Bogor (IPB) memilih kunjungan ke APKASINDO Riau karena dari organisasi petani sawit ini sangat tinggi intensitas kegiatannya dalam memberdayakan dan memperjuangkan petani sawit di Riau. Oleh karena itu, sangat penting berdiskusi tentang petani kelapa sawit khususnya di Riau.

 

Sumber: Sawitindonesia.com