JAKARTA – Merujuk data dari kedutaan besar India untuk Indonesia, perdagangan India-Indonesia sebagian besar didominasi oleh komoditas minyak sawit. Indonesia merupakan eksportir sawit terbesar bagi India. Hal yang sama, India juga merupakan pengimpor komoditas sawit Indonesia terbesar bahkan mengalahkan Uni Eropa.
Masih merujuk catatan data kedutaan besar India untuk Indonesia, perdagangan India-Indonesia pada periode Januari hingga Oktober 2017 mencapai US$14 miliar. Hanya saja bagi India kondisi perdagangan kedua negara kerap defisit rata-rata per tahunnya berkisar US$10 miliar, dengan surplus pada Indonesia.
Sebab itu menurut Menteri Luar Negeri India, Sushma Swaraj, cara terbaik untuk mengatasi defisit perdagangan tersebut adalah dengan memperluas keluar masuknya barang dan jasa antara kedua negara. “Pentingnya mengatasi defisit perdagangan yang tinggi antara India dan Indonesia. Caranya dengan tidak membatasi perdagangan,” ucap Swaraj dihadapan media, Jumat (5/1/12) di Jakarta.
Selain perdagangan, Swaraj mengatakan, India dan Indonesia telah sepakat meningkatkan hubungan aviasi, salah satunya dengan membuka jalur penerbangan langsung Jakarta ke New Delhi.
Menurut Swaraj, dengan adanya penerbangan langsung antara kedua negara diharapkan mampu mempermudah konektivitas sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan kedua negara.
Sementara itu dikatakan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, Indonesia akan berkomitmen memperkuat dan meningkatkan kemitraan strategis dengan India. Bahkan kedua negara juga setuju mengintensifkan implementasi India Indonesia Eminent Persons Group (II-EPG) sebagai road map dan visi untuk meningkatkan dan memperdalam kemitraan strategis kedua negara. (T2)
Sumber: Infosawit.com