InfoSAWIT, JAKARTA – Industri kelapa sawit hingga saat ini telah menjadi komoditas strategis dan pencipta devisa bagi negara Indonesia. Namun demikian tudingan negatif terhadap komoditas ini masih sering muncul. Sebab itu dibutuhkan cara komunikasi yang baik untuk menginformasikan pengembangan perkebunan kelapa sawit sesuai fakta.

Dikatakan praktisi komunikasi sawit, Tofan Mahdi, sewajarnya bila pemerintah bisa menjadi dirigen dalam perumusan strategi dan pelaksanaan program komunikasi untuk lebih efektif menginformasikan secara menyeluruh terkait pengembangan sektor sawit nasional.

Namun demikian, Lebih lanjut kata Tofan yang juga sebagai Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), pemberitaan terkait sektor sawit sudah jauh lebih baik ketimbang satu dasawarsa silam, terlebih didukung dengan adanya badan layanan umum (BLU), Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS)  dalam mendukung program komunikasi dan kampanye positif sawit.

“Saat ini perusahaan-perusahaan sektor sawit besar sudah memiliki divisi atau departemen komunikasi. Ini sangat positif,”  kata Tofan SVP (Senior Vice President) Communication and Public Affair PT Astra Agro Lestari Tbk., dalam keterangan tertulis diterima InfoSAWIT, belum lama ini.

Sementara itu, ekonom Universitas Airlangga, Imron Mawardi menyarankan, agar publikasi positif tentang sawit tidak hanya bicara tentang sukses perusahaan sawit. Tetapi juga mengangkat berita tentang jutaan masyarakat yang sejahtera karena menjadi petani sawit. “Jangan lupa, 43 persen perkebunan sawit di Indonesia itu milik masyarakat,” kata Imron.

Imron percaya bahwa kampanye negatif terhadap sawit adalah bagian dari perang dagang. Negara-negara maju yang menjadi produsen minyak nabati non sawit sudah kehabisan cara untuk menghentikan dominasi sawit dalam pasar minyak nabati dunia. (T2)

 

Sumber: Infosawit.com