PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Future Exchange (JFX) menggandeng bursa berjangka asal Singapura, Asia Pacific Exchange (APEX), untuk memperluas perdagangan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan di Jakarta pada Senin (18/11).

Presiden Direktur JFX Stephanus Paulus Lumintang mengatakan, kerja sama dengan APEX diharapkan memberikan manfaat bagi komunitas perdagangan berjangka Indonesia secara umum. “Kerja sama dengan APEX merupakan langkah awal kolaborasi dengan bursa luar negeri, yaitu dengan APEX. Sebelumnya dengan Cambodian Derivatif Exchange,” kata Paulus.

Dia mengatakan, kerja sama tersebut diharapkan menjadi kolaborasi yang saling menguntungkan untuk menjaring investor luar negeri. “Kolaborasi ini akan menguntungkan bagi kami dan anggota kami. Kolaborasi ini akan fokus untuk kolaborasi transaksi multi lateral,” kata dia.

Meskipun APEX baru memulai perdagangannya sejak Mei 2018, Paulus menilai, usia perusahaan bukanlah inti dari fokus perhatian, namun siapa sosok dibalik perusahaan yang menjalankannya. “Di sini yang perlu kita lihat adalah sosok siapa yang memimpin, Eugene adalah CEO yang sudah bekerja lebih dari 30 tahun di industri ini. Kami punya kesamaan mimpi untuk memajukan bursa berjangka,” ungkapnya.

Sementara itu, Chief Executive Officer APEX Eugene Zhu Yuchen mengungkapkan, kerja sama dengan JFX tersebut dapat menjadi penghubung pelaku usaha industri CPO Indonesia dengan konsumen terbesar APEX, yaitu Tiongkok. “Indonesia merupakan kunci dari produksi CPO di dunia, dan Singapura merupakan hub dari perdagangan internasional terbesar, sehingga keduanya dapat saling melengkapi,” ujarnya.

Dalam perdagangan di APEX, Eugene menjelaskan, kontrak yang teraktif adalah kontrak berjangka CPO. Sejak April 2019, kontrak tersebut menunjukkan kenaikan hingga mencapai 15 ribu lot dengan rata-rata volume harian sekitar 23 ribu kontrak.

Kendati demikian dalam kerja sama ini tak menutup kemungkinan untuk komoditas yang lainnya. “Pastinya ada yang akan kita lakukan bersama, nota kesepahaman kita untuk semuanya sebagai hubungan dalam jangka panjang, bukan hanya tentang satu produk komoditi,” ungkap Eugene.

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Tjahja Widayanti, mengatakan, kerja sama dengan APEX bisa menjadi momentum untuk meningkatkan kontrak-kontrak berjangka dari komoditas CPO. “Momen paling baik untuk meningkatkan kontrak-kontrak berjangka dari CPO, karena APEX fokus di CPO mudah-mudahan bisa meningkatkan harga CPO,” ungkapnya.

Pandangan senada juga diungkapkan Direktur Utama Hiring Berjangka Indonesia (KBI) Fajar Wibhiyadi. Menurut dia, kerja sama antar kedua bursa ini dapat dilanjutkan secara berkesinambungan, agar JFX dapat menjadi penentu acuan harga CPO secara global. “Kami menyambut baik kerja sama ini, semoga dapat menaikkan taransaksi multilateral dan perdagangan bursa komoditi di Tanah Air. Ke depannya, semoga JFX bisa menjadi price reference harga CPO dunia,” ujarnya.

 

Sumber: Investor Daily Indonesia