PT Pertamina (Persero) sedang mengembangkan kilang minyak sawit (crude‎ palm oil/CPO), yang akan menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan, sehingga dapat mengurangi impor minyak.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan, ‎kilang minyak sawit atau biorefinery dikembangkan Pertamina dengan LAPI ITB menyerap minyak sawit dalam negeri. Kemudian menghasilkan katalis merah putih, sebagai bahan untuk memproduksi biofuel, biodiesel dan bioavtur.

“Rencana tindak lanjut untuk meng-improve produktivitas lahan CPO milik petani atau rakyat,” kata Nicke, di Jakarta, Jumat (22/2/2019).

Nicke menuturkan, pro‎gram tersebut untuk mendukung pelaksanaan campuran 20 persen dengan solar (B20). Dari fasilitas pengolahan minyak sawit ini Pertamina bisa mengurangi minyak sebesar 23 ribu barel per per hari.

“Biorefinery proyect merupakan implementasi program diversifikasi energi melalui produksi biofuel untuk mencapai bauran EBT 23 persen di tahun 2025,” tutur dia.

Produk yang dihasilkan dari infrastruktur tersebut adalah greendiesel memiliki cetane number paling tinggi diantara fosil diesel, biodiese Fame, sehingga menghasilkan pembakaran yang lebih semurna.

Dibanding minyak diesel dan Fame Biodiesel, Greendiesel adalah yang paling ramah lingkungan karena ‎energi produksi sangat rendah serta emisi paling kecil.

Sumber: Liputan6.com