PT Pertamina (Persero) dan perusahaan minyak dan gas (migas) asal Italia Eni,  memperkuat kerja sama dalam pengembangan green refinery di Indonesia, serta term sheet CPO processing di Italia.

Atas proses ini, perusahaan memulai pengolahan minyak sawit menjadi green diesel dan green avtur.

Direktur Pengolahan PT Pertamina, Budi Santoso Syarif mengatakan, Pertamina perlu bekerjasama dengan perusahaan migas dunia, yang sudah berpengalaman dalam pengembangan energi ramah lingkungan (green energy) untuk memproses minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/ CPO )100 persen menjadi green diesel maupun green avtur. 

“Hal inilah yang melandasi kerja sama antara Pertamina dengan Eni. Eni memiliki keahlian di bidang teknologi Biorefineries di Italia dan bersama UOP memili linsensi teknologi Ecofining™,” kata Budi, di Jakarta, Kamis (31/1/2019).

Kerja sama ditandai dengan penandatanganan Term Sheet CPO Processing dan Head of Joint Venture antara Pertamina dan Enu.

Dia menuturkan, hal tersebut adalah tonggak penting bagi pengembangan energi masa depan Indonesia yang akan mengurangi penggunaan energi fosil.

Kerja sama untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam terbarukan dalam negeri ini, juga  merupakan upaya Pertamina untuk mengurangi impor minyak mentah demi kemandirian energi nasional. 

“Indonesia memiliki sumber green energy yakni minyak kelapa sawit yang melimpah. Ini bisa menjadi potensi besar bagi Indonesia ke depannya,” ujar Budi.

Kesepakatan ini merupakan lanjutan dari nota kesepahaman kerja sama yang telah ditandatangani Pertamina dengan Eni pada September 2018 serta penandatangan kesepakatan lanjutan pada Desember 2018. 

CPO Processing Agreement ini mengawali upaya Pertamina untuk melakukan Processing CPO di kilang Eni di Itali, yang sudah berpengalaman sejak tahun 2014 untuk menghasilkan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO)  sebagai campuran Diesel Fuel.

Pertamina dan ENI juga akan melanjutkan diskusi tentang potensi pembangunan green refinery di Indonesia untuk memproduksi HVO di Indonesia. 

“Pertamina saat ini juga telah berhasil mengolah CPO dengan co-processing di refinery dengan pilot project di Kilang Plaju, Sumatera Selatan yang beroperasi pada Desember 2018. Kilang ini menghasilkan green fuelgreen LPG dan green avtur dengan pemanfaatan CPO hingga 7,5 persen,” papar Budi.

Kesepakatan lainnya, yaitu  terkait circular economylow carbon products dan renewable energy ditandatangani oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan CEO Eni Claudio Descalzi dengan disaksikan oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan.

“Pertamina juga akan terus memaksimalkan sumber daya terbarukan lainnya seperti pemanfaatan Algae untuk memenuhi permintaan energi yang terus meningkat, baik secara domestik maupun global serta pengendalian emisi CO2,” kata dia.

Sumber: Liputan6.com