Pertama mengawali tahun ini dengan aksi positif. Realisasikan Program B30 Presiden, BUMN Migas ini menyalurkan Biosolar B30 ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) di empat wilayah Jawa Barat (Jabar).

Unit Manager Communication Relations CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III Dewi Sri Utami mengatakan, Integrated Terminal Balongan baru saja melakukan penyaluran perdana Biosolar B30. Distribusi perdana dikirimkan melalui mobil tangki berkapasitas 8 kiloliter (KL) ke SPBU 3445151 di Jalan Gunung Jati, Cirebon, Jabar, Rabu (1/1).

Untuk diketahui, saat ini Biosolar Pertamina sudah dicampur bahan bakar nabati Fatty Acid Methyl Ester (Fame). Hal ini sesuai dengan arahan pemerintah terkait target bauran energi (Energy Mix).

Program B30 sendiri sudah diresmikan Presiden Joko Widodo di SPBU COCO 3112802 di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, akhir tahun lalu. Pada peresmian tersebut, pemerintan menetapkan komposisi Fame dari B20 menjadi B30. Artinya, kandungan 20 persen Fame pada bahan bakar berbasis solar naik menjadi 30 persen.

Sesuai Keputusan Menteri ESDM No 227 Tahun 2019, kebijakan B30 pada sektor transportasi berlaku pada produk solar subsidi. Seperti Biosolar, serta nonsubsidi Dexlite.

Diterangkan Dewi, Integrated Terminal Balongan mendapat pasokan Solar dari Kilang Balongan (Refinery Unit VI). Kemudian pencampuran Fame dengan Solar dilakukan di New Gantry System (NGS) dengan metode Inline Blending.

Setelah itu. Integrated Terminal Balongan mendistribusikan Biosolar yang telah memiliki kandungan B30 ini ke SPBU-SPBU di wilayah Cirebon, Indramayu, Maja- lengka dan Kuningan. Dengan begitu, pendistribusiannya diharapkan merata.

“Pasokan Fame dari Kelapa Sawit kami peroleh dari Darmex Biofuels, yang merupakan badan usaha dalam negeri. Pemanfaatan Fame ini dilakukan untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi impor minyak,” cetus Dewi.

Dia memastikan kandungan Fame tidak memiliki dampak negatif bagi mesin kendaraan. Perubahan konfigurasi bahan bakar telah disosialisasikan pemerintah dan badan usaha terkait ke produsen kendaraan, Agen Tunggal Pemegang Merk, serta berbagai asosiasi kendaraan.

“Pengguna kendaraan berbahan diesel dapat menggunakan bahan bakar B30 dengan nyaman. Dengan komponen B30, tarikan mesin tetap terjaga, BBM juga baik kualitasnya dan ramah lingkungan, serta turut berkontribusi dalam menjaga devisa negara,” jelas Dewi.

Selain memasok B30, Pertamina juga telah menyediakan pelumas berteknologi tinggi, Meditran SX BIO SAE 15W-40 yang dapat meningkatkan performa mesin diesel berbahan bakar B30. Meditran SX sebagai pelumas khusus kendaraan bermesin diesel dapat mendukung penggunaan komponen nabati B30 hingga B50.

Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM Dadan Kus-diana mengatakan, uji coba truk menggunakan B30 sudah dilakukan. Bahkan jarak tempuhnya hingga 40 ribu kilometer (km). Hasil ini membuat regulator yakin, penggunaan B30 bisa diimplementasikan dengan baik.

“Hasilnya secara umum dari sisi konsumsi, kinerja dan emisi semua berada dalam kondisi normal. Memang ada plus minus. Ada yang boros 1 persen, ada yang irit 1 persen. Tapi hasil ini merekomendasikan B30 siap untuk dilaksanakan,” pungkas Dadan.

 

Sumber: Rakyat Merdeka