Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sanggup memasok kebutuhan benih sawit maksimal 93.333 hektare. Jumlah ini 50% lebih dari target program replanting petani sekitar 185 ribu hektare pada 2018.

“Jumlah dukungan PPKS dari bibit sawit unggul untuk program ini maksimal setara 93.333 hektare,” kata Hasril Hasan Siregar, Direktur PPKS dalam wawancara melalui WhatsApp.

Berdasarkan perhitungan dasar untuk peremajaan petani seluas 185.000 hektare, dijelaskan Hasril akan membutuhkan benih sawit unggul berjumlah 27,75 juta bibit unggul siap tanam/siap salur (asumsi 150 bibit unggul per hektare).

Hasril Siregar menyebutkan PPKS melalui pembibitan di kebun percobaannya akan menyiapkan 3,5 juta sampai 5 juta benih sawit unggul siap tanam. Selain itu, PPKS siap bekerjasama dengan waralaba untuk menyiapkan 2,3 juta-9 juta bibit sawit unggul siap tanam. Apabila dijumlah, total kesanggupan penyaluran benih PPKS dapat mencapai 14 juta bibit.

Kesanggupan ini diutarakan PPKS dalam rapat produsen benih dan ditjen perkebunan pada 5 Januari 2018 di Jakarta. Rapat ini membahas dukungan produsen benih sawit terhadap program peremajaan.

Hasril menyebutkan setiap produsen benih melakukan penyediaan benih unggul sawit siap tanam melalui dua pendekatan. Pertama, pembibitan kelapa sawit unggul yang tersebar di berbagai provinsi (seperti PPKS pada kebun percobaannya di Sumatera Utara, Riau, Sumsel, Jambi, dan Kalimantan Barat).

Kedua, produsen Benih bekerjasama dengan Pewaralaba, Penangkar Bibit, Kelompok tani/Koperasi di berbagai provinsi (seperti PPKS dengan Waralaba Bibit di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumbar, Jambi, Bengkulu, BaBel, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Sulbar, dan Sulteng).

 

Sumber: Sawitindonesia.com