MEDAN – Penjualan benih kelapa sawit Pusat Penelitian Kelapa sawit Indonesia atau PPKS Medan, Sumatra Utara, tahun lalu tercatat mencapai 22,42 juta kecambah.

Direktur PPKS Medan Hasril Hasan Siregar mengatakan meskipun ada penurunan dibandingkan dengan 2011 hingga 2013, penjualan benih sawit PPKS selama 2015-2017 tercatat paling tinggi di dalam negeri.

“Kalau penjualan benih PPKS pada 2012 sempat mencapai 40,26 juta butir, pada 2015 tinggal 26,92 juta butir, 2016 sebanyak 20.02 juta dan 2017 sebanyak 22,42 juta butir. Pada 2017, penjualan benih kelapa sawit secara nasional mencapai 8229 juta butir,” katanya seperti dikutip Antara, Sabtu (17/3).

Hasril menambahkan, PPKS terus berupaya meningkatkan produksi dan penjualan benih sawit di dalam negeri.

Apalagi potensi penjualan semakin besar sejak ada program peremajaan tanaman sawit petani oleh pemerintah.

Pada 2018, Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian dengan dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa sawit merencanakan mendanai peremajaan 185.000 hektare kebun sawit petani lagi dengan kebutuhan sekitar 30 juta benih.

Menurut Hasril, tahun ini benih kelapa sawit di pasar nasional diprediksi terserap sekitar 105 juta-110 juta kecambah. “Pasar kami selama ini 50% untuk rakyat termasuk replanting, sisanya perusahaan swasta dan BUMN,” tambahnya.

Terkait imbauan untuk melakukan penyemaian paling lambat hingga 31 Maret 2018, menurutnya agar kecambah tersebut sudah bisa disebarkan dalam bentuk benih siap tanam pada Desember nanti. Pasalnya, pembesaran kecambah untuk bisa menjadi bibit siap tanam memerlukan waktu hingga 9 bulan, dan petani biasanya tidak membeli kecambah melainkan bibit siap tanam.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian meminta agar para produsen bibit bisa ikut berkontribusi dalam program replanting yang didanai oleh BPDP. Para pelaku industri sawit diminta untuk bisa melakukan transplanting atau pemindahan bibit ke polybag paling lambat 31 Maret.

 

Sumber: Bisnis Indonesia