PT Pertamina (Persero) berpotensi menyerap 3.000 ton per hari atau menembus 1 juta ton crude palm oil (CPO) per tahun saat pengembangan proyek green refinery di Kilang Dumai dan Plaju bergulir.

Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif menjelaskan proyek Green Refinery Conversion (GRC) yang merupakan rencana kerja sama antara Pertamina-Eni, akan fokus pada lima program di dua kilang Pertamina.

Untuk Kilang Dumai, akan dilakukan konversi total, konversi sebagian dan membangun unit baru. Untuk Kilang Plaju, akan melakukan konversi total dan juga pembangunan unit baru.

“Ini baru rencana, bisa menyerap 20.000 barel CPO atau sekitar 3.000 ton per hari. Kami menggunakan oil treatment di sana,” tuturnya, Rabu (14/8).

Menurutnya, dengan penyerapan optimal CPO untuk bahan bakar nabati, akan memangkas impor
crude oil Pertamina sebesar 160.000 barel per hari.

Dia menambahkan pencarian alternatif baru selain crude oil wajib dilakukan secara masif dan intensif, mengingat cadangan minyak dunia akan habis dalam 3 dekade mendatang.

“Saat ini Pertamina produksi BBM-nya ada dari nabati dan fosil. Sekarang B30 sedang running, dan untuk meluncurkan produk harus ada kajian-kajiannya dan tidak bisa buru-buru,” ujarnya.

Untuk Green Diesel, telah dilakukan uji coba di Kilang Dumai pada 2015 dan tahun ini. Green Diesel juga akan dikembangkan di Kilang Cilacap dan Balongan ke depannya. Untuk Green Gasoline, telah dilakukan ujicoba di Kilang Plaju pada 2018 dan tahun ini.

Januari lalu, Pertamina dan Eni, menyepakati pengembangan Green Refinery di Indonesia serta Term Sheet CPO processing di Italia.

 

Sumber: Bisnis Indonesia