Pasokan minyak goreng (migor) dan bawang putih untuk memenuhi kebutuhan masa Puasa dan Lebaran yang jatuh pada Mei-Juni 2019 pada posisi aman. Per April 2019, total stok minyak goreng curah, termasuk kemasan sederhana, tercatat sebesar 234 ribu ton. Sedangkan per 2 Mei 2019, sebanyak 115 ribu ton bawang putih impor telah masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta) dan Tanjung Perak (Surabaya).

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga memastikan, pasokan minyak goreng untuk kebutuhan masa Puasa dan Lebaran aman. Selain itu, produksi margarin, shortening dan specialty fat, serta minyak goreng untuk industri (mi instan, roti) juga dipastikan aman untuk kebutuhan Puasa-Lebaran 2019. Untuk periode tersebut, pada April 2019, tercatat total stok minyak goreng curah, termasuk kemasan sederhana, sebesar 234 ribu ton.

Sahat menuturkan, untuk Mei dan Juni 2019, minyak goreng yang ditujukan ke segmen pasar modern ada masing-masing 129 ribu ton, biasanya hanya sekitar 106 ribu ton per bulan. “Di segmen pasar tradisional, mintak goreng curah pada Mei dan Juni 2019 akan dipasok sebanyak 370 ribu ton per bulan, naik dari kondisi biasa hanya 349 ribu ton per bulan,” kata Sahat di Jakarta, Kamis (2/5).

Produsen juga sudah menyiapkan untuk kebutuhan di segmen industri mi dan roti dan lainnya. Untuk margarin kebutuhan Mei dan Juni 2019, kata Sahat, industri akan memasok 85 ribu ton per bulan atau meningkat dari suplai yang biasanya hanya berkisar 66-73 ribu ton per bulan. “Jadi, tidak usah khawatir, kebutuhan di domestik aman. Tidak ada gejolak kekurangan pasokan. Apalagi, saat ini, industri lebih fokus ke pasar dalam negeri. Soal harga, tentu akan turun juga mengikuti penurunan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO),” kata Sahat.

Kementerian Pertanian (Kementan) juga memastikan persediaan bawang putih untuk kebutuhan masa Puasa-Lebaran 2019 aman. Pada 2 Mei 2019, sebanyak 115 ribu ton bawang putih impor telah masuk Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Bawang putih itu akan langsung dipasok ke pasar untuk menetral-kan harga di dalam negeri. Di sisi lain, pemerintah menggelar operasi pasar di sejumlah lokasi untuk menahan lonjakan harga bawang putih.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan M Ismail Wahab menjelaskan, saat ini harga bawang putih memang tinggi, berkisar Rp 50-60 ribu per kilogram (kg). Harga tersebut sudah tidak wajar, sehingga pemerintah melakukan operasi pasar. “Operasi pasar kami lakukan dua hari, pada 2 Mei 2019 sebanyak 5 ton, lalu hari berikutnya 5 ton untuk lima pasar,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, kemarin

Sedangkan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Ditjen Hortikultura Kementan Yasid Taufik mengeklaim, pihaknya sejauh ini telah mengatur tata niaga bawang putih secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pasar. “Akhir Maret kami sudah mengeluarkan RIPH (rekomendasi impor produk hortikultura) dan sekitar awal April kemarin sudah keluar SPI (surat persetujuan impor) 115 ribu ton. Masuknya 115 ribu ton dibongkar 2 Mei 2019,” kata Yasid.

Sumber: Investor Daily Indonesia