Jakarta, CNBC Indonesia – Produksi minyak sawit nasional tahun 2023 diprediksi meningkat menjadi 52,5 juta ton dibanding tahun 2022 yang tercatat sebanyak 51,2 juta ton.

Adapun turunannya, dari prediksi produksi sawit tahun 2023 yang sebesar 52,5 juta ton, yakni 46,8 juta ton untuk CPO, dan 4,4 juta ton untuk CPKO.

“(Peningkatan) tidak terlalu besar. Tapi ini karena apa? Karena pupuk juga makin mahal dan lain-lain maka Indonesia harus segera melakukan berbagai langkah supaya produktivitas kita turun,” kata Plt Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga kepada wartawan, Selasa (7/2/2023).

Untuk konsumsi dalam negeri, khususnya minyak goreng tahun ini diprediksi sebanyak 11 juta ton, dari sebelumnya di tahun 2022 adalah 9,9 juta ton.

“Tahun 2022 kita itu 9,9 juta ton, proyeksi kami akan naik di 11 juta ton di tahun 2023,” ujarnya.

Sementara itu, untuk FAME tahun ini diprediksi meningkat menjadi 10 juta ton, dari yang sebelumnya 8,8 juta ton di tahun 2022.

Artinya, konsumsi domestik yang sebelumnya 40,5%, di tahun 2023 ini meningkat menjadi 45,6%.

“Oleh karena itu, kalau ada isu di luar mengatakan bahwa B35 akan mempersulit, itu nggak benar, justru itu sangat menarik supaya konsumsi domestik kita makin tinggi. Karena untuk minyak goreng kita hanya butuh 11 juta ton kok. Jadi cukup,” pungkasnya.

sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20230207151002-4-411820/pupuk-mahal-produksi-minyak-sawit-ri-diramal-cuma-naik-tipis