Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang berstandar Good Agriculture Practices resmi diluncurkan di Kampung Sialang Sakti, Kabupaten Siak, Minggu (13 Oktober 2019). Program ini melibatkan berbagai pihak antara lain PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), APKASINDO, Kementerian Koordinator Perekonomian, Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, dinas perkebunan provinsi serta kabupaten.

Hadir dalam peresmian ini yaitu Deputi Menko Perekonomian Musdhalifah Machmud, Gubernur Riau H.Syamsuar, Dirut PT RPN Dr.Teguh Wahyudi, Bupati Siak Alfedri, Dirut PTPN V Jatmiko Krisna Santosa, dan Gulat Manurung Ketua Umum DPP APKASINDO.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada PT Riset Perkebunan Nusantara yang memilih Gapoktan Manunggal Sakti sebagai lokasi kebun demplot, untuk kepentingan pendampingan kebun peserta PSR,” uja Deputi Menko Perekonomian Musdhalifah Machmud dalam kata sambutannya.

Musdhalifah mengatakan keberhasilan PSR membutuhkan kerjasama kemitraan antara pekebun dengan pelaku usaha perkebunan sawit serta lembaga penelitian yang bertujuan pendampingan dan dukungan IPTEK pekebun terkait pelaksanaan GAP, benuh unggul, dan teknologi budidaya sawit.

Gapoktan Manunggal Sakti mendapatkan dana PSR sebesar Rp 3,15 miliar untuk lahan seluas 126 hektare. Gubernur Riau, H.Syamsuar juga memberikan apresiasi tinggi kepada PT RPN dan berbagai pihak yang membantu pelaksanaan PSR berstandar GAP di Siak. Sebab, kelapa sawit menjadi komoditas andalan masyarakat dan perekonomian Riau.

Gapoktan Manunggal Sakti mendapatkan dana PSR sebesar Rp 3,15 miliar untuk lahan seluas 126 hektare

Dikatakan Gubernur Syamsuar, implementasi GAP sesuai dengan RPJMD provinsi yang memasukkan kriteria wawasan lingkungan di dalamnya. Konsep Riau Hijau menjadi upaya mengurangi kebakaran lahan dan mematuhi kebijakan moratorium gambut pemerintah pusat.

Teguh Wahyudi, Dirut PT RPN menuturkan tujuan pembangunan kebun sawit sesuai prinsip GAP untuk dijadikan percontohan di beberapa tempat, terutama di wilayah sentra produksi perkebunan sawit seperti Riau. Secara berkala kebun demplot tersebut akan dievaluasi khususnya pelaksanaan GAP. “Kami bisa membantu bimbingan dan pelatihan kepada kelompok tani di wilayah kebun tersebut,” ujar Teguh.

Sementara itu, Alfedri, Bupati Siak mengharapkan peremajaan sawit rakyat dapat membantu pengentasan kemiskinan di wilayahnya terutama peningkatan kesejahteraan dan produktivitas kebun petani. Luas kebun sawit rakyat yang harus diremajakan di Siak mencapai 22 ribu hektare. Sepanjangan tiga tahun terakhir, baru terealisasi 1.217 hektare.

Gulat Manurung menuturkan sangat mengapresiasi launching kebun demplot ini karena PSR dikerjakan melalui standar operasional masing-masing. Setelah pembuatan kebun ini, petani peserta PSR dapat mengikuti dan mempelajari SOP yang dijalankan didalamnya.

Setelah launching ini, DPP APKASINDO berharap kepada RPN supaya pendampingan kebun berstandar GAP juga dikembangkan dan dilakukan di 21 Provinsi DPW Apkasindo lainnya.

 

Sumber: Sawitindonesia.com