Pemerintah Indonesia bersama para pelaku usaha industri sawit nasional terus melobi beberapa negara tujuan ekspor. Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/C PO)beserta produk turunannya.
Pakistan merupakan negara penting bagi Indonesia. Negara di Asia Selatan ini merupakan negara paling banyak mengimpor CPO dari Indonesia, selain India dan China.
Pada Sabtu (19/1) lalu, Dubes RI untuk Pakistan di Islamabad Iwan Suyudhie Amri bersama Konjen RI Karachi Totok Prianamto dan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono menyelenggarakan working lunch dengan jajaran pengurus Pakistan Vanaspati Manufacture Association (PVMA) dan Pakistan Edible Oil Refiners Association (PEORA). Kegiatan itu memanfaatkan momentum Pakistan Edible Oil Conference (PEOC) di Karachi.
Pertemuan yang mengawali pelaksanaan PEOC ini, selain dimaksudkan untuk meningkatkan perdagangan sawit antara dua negara, juga membahas penguatan kerja sama Indonesa-Pakistan palm oil Joint Committee (IP JPOC). IP JPOC merupakan forum komunikasi eksportir importir yang dibentuk Maret 2017 di Karachi atas inisiatif Indonesia.
Iwan Suyudhie Amri menekankan pentingnya menjaga komunikasi antarkedua pelaku bisnis sawit untuk mengaddress berbagai masalah yang muncul dalam dinamika perdagangan sawit. Menurutnya, isu kesehatan yang mencuat di Pakistan sejak dua tahun terakhir karena langkah kebijakan Punjab Food Authority (PFA) terkait pelarangan Vanaspati Ghee adalah persoalan yang menjadi tantangan bersama.
Dia juga menegaskan, pemberian bebas tarif bagi 20 tambahan produk Pakistan merupakan upaya strategis Pemerintah Indonesia meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara secara lebih berkesinambungan. “Upaya ini sangat diapresiasi oleh berbagai kalangan di Pakistan,”ujar Iwan Suyudhie Amri.
Dalam kesempatan itu, juga disepakati langkah bersama antara Gapki dan PVMA untuk merumuskan langkah ke depan mengamankan pangsa pasar sawit Indonesia di Pakistan, antara lain mempromosikan citra kelapa sawit yang ramah kesehatan dan lebih efisien dibandingkan minyak sayur lainnya.
Berbagai langkah yang ditempuh KBRI Islamabad dan KJRI Karachi selama ini untuk mempertahankan serta meningkatkan pangsa pasar sawit di Pakistan juga mendapat apresiasi Gapki dan PVMA. Dalam pertemuan berlangsung hangat tersebut, disepakati pula agar Gapki dan PVMA bersama-sama Pemerintah Indonesia melakukan komunikasi pada Pemerintah Pakistan terkait adanya kemungkinan TBT (technical harrirer to trade) terhadap minyak sawit Indonesia.”Kamiakan dorong agar langkah ini dapat berhasil,” ucap Iwan Suyudhie Amri.
PEOC diselenggarakan selama dua hari di Karachi dan menghadirkan berbagai stakeholder dan narasumber kelapa sawit dari berbagai negara.yaitu Indonesia, Pakistan, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris.
Sumber: Harian Seputar Indonesia