Jakarta: Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arief Budimanta menilai Indonesia kelak bisa menentukkan harga crude palm oil (CPO) pada 2035. Pasalnya, Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar.
“Harusnya bisa karena kita penghasil terbesar sawit. Apalagi jika kebutuhan pasar dunia terhadap biodiesel semakin besar, pada akhirnya kita yang akan menentukkan, tentunya bersama produsen besar lainnya,” ujar Arief usai menghadiri diskusi ‘Roadmap Menuju Biosolar 50 Persen’ di Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Center, Jakarta, Rabu, 30 Januari 2019.
Sebab itu, Arief menilai pembentukkan roadmap Biosolar 50 persen (B50) dinilai sangat penting sebagai tindak lanjut program B20 yang saat ini diterapkan pemerintah.
Dengan program berkelanjutan, Indonesia tidak hanya bisa memperbaiki defisit transaksi berjalan (Current Acount Deficit/CAD) seiring menurunnya impor migas, tetapi juga mengembangkan industri biodiesel dalam negeri, serta memperbaiki kesejahteraan petani sawit.
“Kita juga bisa melakukan stabilisasi harga karena 40 persen lebih pengelola sawit datang dari rakyat,” pungkasnya.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) hingga Oktober 2018, pasokan sawit nasional berada di kisaran 4,40 juta ton.
Sementara, ekspor produk kelapa sawit dan turunannya pada Oktober 2018 mencapai 3,35 juta ton, naik 5 persen dibandingkan September 2018. Peningkatan ini, salah satunya didorong melonjaknya permintaan Tiongkok di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Sumber: Metrotvnews.com