InfoSAWIT, JAKARTA – Pandemi Covid-19 (Korona), telah menjadi momentum perbaikan bagi pembangunan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Pentingnya menjaga keseimbangan sosial dan lingkungan, menjadi salah satu tolok ukur pula, bagi keberhasilan pembangunan berkelanjutan. Seperti yang diamanatkan para pemimpin dunia, guna mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dunia (SDGs), sejak 2015 silam.

Merujuk dokumen Kementerian Keuangan RI, kondisi yang dialami global dan nasional akibat adanya pandemi Korona ini, menimbulkan banyak ketidakpastian dalam situasi yang juga selalu berubah. Sebab itu, pentingnya melakukan persiapan dengan melibatkan para pemangku kepentingan, menjadi bagian dari kegiatan yang dilakukan pemerintah.

Kondisi yang harus dihadapi dewasa ini, seringkali menimbulkan ketidakpastian dan membutuhkan kemampuan dalam mengelola supply chain pertanian termasuk perkebunan kelapa sawit dewasa ini. Situasi kondisi yang bersifat VUCA yaitu Volatility (bergejolak), Uncertainty (memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi), Complexity (saling berhubungan, saling tergantung dan rumit) serta Ambiguity (menimbulkan keragu-raguan).

Berdasarkan data Kementerian Keuangan RI, pemerintah telah melakukan banyak antisipasi secara regulasi dan finansial untuk melindungi ratusan juta rakyat Indonesia. Melalui berbagai pemberian insentif fiskal dan keringanan pembayaran pajak, diharapkan mampu mendongkrak dunia usaha, untuk terus maju dan berkembang.

 

Ekonomi Sawit Dukung Pembangunan Berkelanjutan.

Situasi dalam VUCA, membutuhkan setidaknya pendekatan berpikir ke depan (thinking ahead) yakni kapabilitas untuk mengidentifikasi perkembangan, memahami implikasi perubahan sosial ekonomi dan menentukan investasi kebijakan strategis, maupun menciptakan lingkungan yang memungkinkan, bagi masyarakat untuk memanfaatkan peluang dan meminimalisasi ancaman (Neo & Chen, 2007).

Pembangunan berkelanjutan dunia, sebagai tujuan pembangunan global memiliki syarat utama pembangunan yang harus berpijak kepada tiga pilar, yaitu pro people, pro profit dan pro planet. Dimana, pembangunan bertujuan untuk menyejahterakan kehidupan manusia, dengan melakukan usaha berkelanjutan yang memberikan keuntungan usaha, sehingga keseimbangan hidup di planet bumi bisa terjaga.

Sebab itu, pembangunan sawit berkelanjutan dapat terus dilakukan berlandaskan prinsip dan kriteria berkelanjutan yang berlaku secara universal. Dimana, perkebunan kelapa sawit sebagai industri hulu, memegang peranan utama sebagai penggerak ekonomi masyarakat pedesaan. Pentingnya, membangun masyarakat pedesaan, lantaran sebagian besar masyarakat Indonesia masih tinggal di pedesaan. (T1)

 

Sumber: Infosawit.com