Untuk memperkirakan kebutuhan minyak nabati global kedepan diperlukan  perkiran jumlah pendudukdunia dan komsumsi perkapita minyak nabati dunia menuju 2050.Untuk proyeksi populasi pendududk dunia digunakan data proyeksimedium yang dikeluarkan UNPD yakni penduduk dunia tahun 2050 akan mencapai 9,2 miliar orang.

Proyeksi komsumsi per kapita minyak nabati dunia diperagakan dalam tiga skenario berikut : Skenario Pertama, kebutuhan didasarkan pada rekomendasi gizi FAO (1994) edible use dan non edible use (diluar biodiesel) yakni 21 kg/kapita/tahun.

Skenario Kedua, diasumsikan minyak nabati dunia (pangan dan non pangan, selain biodiesel) mengikuti proyeksi rataan komsumsi minyak nabati India dan China, yakni 25 kg/kapita/tahun pada tahun 2050. Namun skenario pertama dan skenario kedua tersebut kurang realistis karena negara maju (USA dan Eropa) komsumsinya tahun 2008 sudah lebih dari 37 kg/kapita/tahun. Tentu masyarakat negara maju tidak bersedia menurunkan komsumsinya/kesejateraannya.

Dan Skenario Ketiga, diasumsikan seluruh negara dunia akan mencapai rata-rata komsumsi minyak nabati (pangan dan non pangan, selain biodiesel) negara Eropa dan USA tahun 2008 yakni 37 kg/kapita/tahun pada tahun 2050. Skenario ketiga ini mengasumsikan negera-negara maju tersebut tidak lagi menambah konsumsi minyak nabatinya menuju 2050.

Dengan skenario di atas, maka kebutuhan minyak nabati dunia tahun 2050. Tambahan produksi minyak nabati dunia menuju 2050 diasumsikan produksi minyak nabati lainnya (selain minyak kedelai dan minyak sawit) tidak memungkinkan lagi ditingkatkan dari produksi tahun 2014 (produksi tetap) sehingga tambahan komsumsi minyak nabati dunia dipenuhi dari minyak kedelai dan minyak sawit.

Proyeksi Kebutuhan Minyak Nabati Dunia dan Tambahan Areal Baru Menuju 2050

Sekenario 2050 Konsumsi perkapita (kg/kapita) Kebutuhan Minyak Nabati Dunia 2050 (juta ton) Tambahan Produksi Minyak Nabati 2014 – 2050 (juta ton) Tambahan Areal Baru Untuk Memenuhi Tambahan Produksi Minyak Nabati Dunia 2050
Jika Hanya Dari Minyak Kedelai (juta Ha) Jika Hanya Dari Minyak Sawit (juta Ha)
21 194 24 48 4,8
25 230 60 120 12
37 340 170 340 34

Sumber : PASPI (2016)

Peningkatan produksi minyak kedelai khususnya melalui perluasan areal masih mungkin terjadi di kawasan Amerika Sealatan sebagaimana terjadi dalam sepuluh tahun terakhir.Demikian juga perluasan areal kelapa sawit masih mungkin dilakukan di Indonesia maupun kawasan Afrika Tengah.

Pertanyaannya adalah untuk memenuhi tambahan kebutuhan minyak nabati tersebut, apakah masyarakat dunia memilih meningkatkan produksi minyak kedelai atau minyak sawit? Jika masyarakat dunia memilih cara pemenuhan tambahan minyak nabati menuju 2050 dari peningkatan produksi minyak kedelai dunia seluas 340 juta hektar (dengan asumsi produktivitas 0,5 ton minyak /hektar). Hal ini berarti masyarakat dunia akan kehilangan hutan (deforestasi) seluas 340 juta hektar di Amerika Selatan.

Jika masyarakat dunia memilih pemenuhan tambahan kebutuhan minyak nabati dunia menuju 2050 dari minyak sawit, maka ekspansi kebun sawit (tambahan) yang diperlukan hanya cukup seluas 34 juta hektar (asumsi produktivias 5 ton minyak/hektar).

Dengan kata lain, pemenuhan tambahan kebutuhan minyak nabati dunia menuju tahun 2050 melalui ekspansi kebun sawit  jauh lebih menghemat deforestasi (hanya 34 juta hektar) dibandingkan dengan melalui ekspansi kebun kedelai (340 juta hektar). Ekspansi kebun sawit dunia jauh lebih menguntungkan bagi dunia dari pada ekspansi kebun kedelai. Bahkan ekspansi kebun sawit dapat menghindari deforestasi global yang lebih besar khususnya di Amerika Selatan.

 

Sumber: Sawitindonesia.com