InfoSAWIT, JAKARTA – Bukan perkara mudah guna tetap terus tenang dan beroperasi dalam kondisi pandemi Covid-19, lantaran bisa saja segala aktivitas dan kegiatan operasional di sentra-sentra perkebunan kelapa sawit nasional tiba-tiba saja mesti dihentikan sementara untuk upaya pencegahan sebaran Covid-19.

Tentu saja dampaknya tidak hanya akan dirasakan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang tidak lagi beroperasional secara normal, sebab akan pula dirasakan petani sawit mitra perusahaan termasuk petani sawit swadaya yang selama ini menjual buah sawitnya ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) setempat.

Tidak bisa juga dibayangkan bila pandemi ini akan terus berlangsung hingga 4 sampai 6 bulan kedepan. Lantaran bisa dipastikan semua kegiatan perkebunan kelapa sawit akan sangat terganggu, hasilnya pendapatan petani akan merosot, bahkan bisa jadi ada yang akan kehilangan pendapatan.

Untungnya saat ini perkebunan kelapa sawit tetap terus bertahan, bahkan secara bersama-sama berupaya mencegah dan memutus sebaran Covid-19 masuk ke sentra perkebunan kelapa sawit. Berbagai upaya baik dilakukan perusahaan perkebunan kelapa sawit swasta maupun petani sawit, secara bergotong royong membantu pemerintah dalam menghadapi pandemi ini.

Dengan caranya masing-masing, mereka, baik perusahaan perkebunan kelapa sawit maupun petani, melakukan berbagai kegiatan untuk bisa memutus Covid-19. Bahkan tidak hanya memutus sebaran,  lantaran juga melakukan berbagai kegiatan sosial untuk mengurangi dampak akibat Covid-19 bagi masyarakat sektiar perkebunan kelapa sawit.

Pada majalah InfoSAWIT cetak Edisi Mei 2020, akan banyak memaparkan berbagai cara yang dilakukan perusahaan perkebunan kelapa sawit melakukan upaya-upaya pencegahan dan meminimalisir dampak pandemi Covid-19 terhadap masyarakat sekitar kebun. Termasuk juga membahas mengenai dampaknya kepada petani sawit bila pandemi ini akan terus berlangsung. Lebih lengkapnya bisa di baca pada Rubrik Fokus.

Selain itu pada edisi ini juga menampilkan kisah para petani sawit swadaya bersertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), berjuang bersama untuk bisa mencegah pandemi ini menyebar ke perkebunan kelapa sawit. Insentif yang biasanya mereka peroleh dari sertifikat RSPO untuk pengembangan bisnis koperasi, dialihkan sebagian besar untuk kegiatan sosial kepada masyarakat bukan anggota koperasi untuk bisa terus hidup disaat pandemi berlangsung.

Berbagai upaya bantuan sosial dan bantuan pencegahan Covid-19 dilakukan para petani sawit swadaya itu, tentu saja dilakukan dengan segala keterbatasan yang dimiliki petani sawit swadaya bersertifikat RSPO. Untuk lebih lengkapnya baca Rubrik Info Sustainability. (T2)

 

Sumber: Infosawit.com