Direktur eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga, menyatakan pentingnya segera mengembangkan industri hilir sawit. Hal itu untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas unggulan tersebut sehingga kontribusinya terhadap penerimaan devisa lebih besar.

“Keberadaan industri hilir sawit akan mendorong tumbuhnya konsumsi domestik, sehingga Indonesia bisa mendapatkan nilai lebih dari bahan baku sebelum diekspor,” kata Sahat dalam diskusi bertajuk “Sukses Bersama Minyak Sawit Berkelanjutan” yang diselenggarakan majalah InfoSawit, di Jakarta, Kamis (25/10).

Sebab itu, dibutuhkan strategi bersama yang dapat mendorong terjadinya pertumbuhan industri minyak sawit, dengan meningkatkan konsumsi domestik, melalui pengembangan industri hilir dan peningkatan devisa negara di masa depan. Pentingnya sinergi antarpemangku kepentingan, juga menjadi kunci sukses bersama, demi menyuplai kebutuhan minyak nabati dunia.

“Minyak sawit Indonesia telah menjadi primadona minyak nabati dunia, di mana kebutuhan konsumsi dunia termasuk Indonesia, akan terus meningkat setiap tahunnya, sejalan dengan pertumbuhan populasi dunia,” katanya.

Lebih lanjut, katanya, lembaga sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) seharusnya menjadi Roundtable on Sustainable Vegetables Oil, supaya semua minyak nabati bisa ikut serta disertifikasi,” kata Sahat.

Pentingnya keberadaan minyak sawit berkelanjutan di Indonesia, menurut Sahat, harus mendapatkan apresiasi dari dunia internasional. Supaya pembangunan minyak sawit berkelanjutan menjadi keniscayaan bagi terwujudnya minyak sawit global yang berkelanjutan.

Paradigma Baru

Minyak sawit berkelanjutan, merupakan paradigma baru, guna menyamakan persepsi akan besarnya kebutuhan minyak makanan dan non makanan bagi masyarakat dunia termasuk Indonesia. Minyak sawit bersertifikasi berkelanjutan seperti sertifikasi RSPO, sangat dibutuhkan, guna mengembangkan industri terbarukan dan ramah lingkungan.

Country Director RSPO Indonesia, Tiur Rumondang, mengatakan keberadaan RSPO, sebagai bagian dari kekuatan produsen Indonesia dalam menghasilkan produksi minyak sawit. RSPO turut memperjuangkan keberadaan minyak sawit asal Indonesia, supaya bisa dikonsumsi pasar global. Dengan menggunakan Logo keberlanjutan RSPO, maka produk minyak sawit telah dikenal sebagai produk berkelanjutan.

“Sertifikat RSPO yang diberikan kepada perkebunan kelapa sawit Indonesia, berlandaskan hasil audit independen yang telah dilakukan lembaga sertifikasi nasional,”kata Tiur.

Keberadaan RSPO, menurut Tiur, merupakan bagian dari kepentingan bersama akan keberadaan minyak sawit yang kian meningkat konsumsinya. Selain itu, minyak sawit berkelanjutan menjadi satu-satunya minyak nabati global yang telah berhasil melaksanakan prinsip dan kriteria berkelanjutan secara universal, dimana bersumber dari perusahaan perkebunan dan petani kelapa sawit.

“Minyak sawit merupakan satu-satunya minyak nabati berkelanjutan yang ada di dunia, dimana mampu dihasilan oleh perusahaan perkebunan dan petani kelapa sawit,”paparnya.

 

Sumber: Koran-jakarta.com