Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bergabung dalam tim misi dagang ke Tunisia dan Maroko yang dipimpin Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita dari 24 Juni-28 Juni 2018. Kanya Lakshmi Sidarta, Sekjen GAPKI, mengatakan Tunisia dan Maroko diharapkan menjadi hub bagi pasar Afrika Utara, Timur Tengah, dan Eropa.
Menurut KanyaTunisia sedang dipersiapkan untuk kerjasama Preferential Trade Agreement (PTA) Indonesia – Tunisia yang ditargetkan terealisasi akhir tahun 2018. “Ternyata 58% produk ekspor dari Indonesia ke Tunisia merupakan sawit. Komoditas unggulan Tunisia adalah kurma & olive oil. Tetapi belum banyak yang paham berbagai produk turunan sawit,” jelasnya.
Kanya menambahkan misi dagang ini mendapatkan respon positif dari pemerintah Tunisia karena yang ingin bertemu dengan Menteri perdagangan RI antara lain Perdana Menteri Tunisia dan tiga menteri nya
Di Maroko, kata Kanya, akan dijalankan forum bisnis semenjak 27-28 juni. “Nantinya saya akan menjadi bagian dalam membawakan panel diskusi dengan 500-an pebisnis di Maroko,”paparnya.
Misi dagang Indonesia ke Tunisia diikuti 21 pelaku bisnis dari 11 perusahaan dan lembaga dari berbagai sektor usaha. Sedangkan misi dagang ke Maroko diikuti sebanyak 35 pelaku usaha dari 18 perusahaan dan pemerintah daerah Sumatra Barat. Sektor usaha tersebut antara lain minyak kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi, makanan dan minuman, rempah-rempah (pala, lada, cengkeh), peralatan medis, perhiasan, furnitur, bahan bangunan, produk-produk militer, ban, dan karet.
Dalam misi dagang ini hadir pula perwakilan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI), Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dan KSO Sucofindo- Surveyor Indonesia.
Sumber: Sawitindonesia.com
