Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO) diserang kampanye negatif terkait aspek kesehatan dan keamanan di negara Eropa dan Amerika Serikat. Tuduhan ini muncul dari Dr.Karin Michel, Profesor Muda bidang Epidemiologi Harvard T.H. Chan School of Public Health, yang menyebutkan minyak kelapa tidaktsehat dan merupakan racun murni apabila dikonsumsi dalam makanan.

Informasi ini diungkapkan Dr.Karin Michel saat memberikan kuliah berjudul “Coconut Oil and other Nutritional Errors di Universitas Freiburg. Di berbagai media massa seperti USA Today, Guardian, dan Business Insider, Michels menyatakan coconut oil is pure poison” and “is one of the worst foods you can eat.”

Penyataan Dr.Karin Michels ini dibantah Asia and Pacific Coconut Community. Uron Salum, Direktur Eksekutif Asia and Pacific Coconut Community, mengatakan sebagai organisasi yang mewakili 18 negara produsen kelapa, pihaknya menolak tuduhan Dr.Karin Michel karena hanya bersifat sensasional dan membahayakan petani serta kesejahteraan jutaan orang.

Menurutnya, minyak kelapa dan kelapa telah dikonsumsi 1 miliar orang di seluruh dunia sebagai komponen masakan terbaik di dunia. Faktanya populasi penduduk dunia tidak berkurang 1 miliar jiwa apabila kelapa dikatakan sebagai racun murni.

Sejumlah penelitian menunjukkan minyak kelapa tidak terkait langsung dengan penyakit jantung, penyakit radang, dan obesitas. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa minyak kelapa adalah minyak sehat (Khaw,2018).

Saat ini, Amerika Serikat menjadi negara tujuan utama penjualan ekspor minyak kelapa murni oleh negara produsen seperti Filipina, Indonesia, dan Srilanka. Disusul negara Uni Eropa antara lain Jerman, Belanda, dan Inggris.

Melihat posisi strategis minyak kelapa yang mampu menembus pasar ekspor di Amerika Serikat dan Uni Eropa. Tidak menutup kemungkinan, pernyataan Dr. Karin Michela bagian dari informasi sesat dan kampanye negatif untuk mengurangi konsumsi minyak kelapa oleh industri makanan di negara maju. Kondisi sama dialami minyak sawit yang dikampanyekan buruk bagi kesehatan bahkan dituding menjadi penyebab penyakit jantun dan kolesterol. Beruntung, tuduhan ini tidak dapat dibuktikan secara ilmiah bahkan mampu dibantah oleh pakar serta riset kesehatan makanan.

Prof.Purwiyatno Hariyadi, Direktur South East Asia Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Centre, tidak sepakat dengan pernyataan Dr. Karin Michels. Menurutnya, minyak kelapa murni (virgin coconut oil) tidak bisa disebut sebagai pure poison. Karena tidak semua saturated fat adalah sama karena bergantung panjang rantainya.

“Jadi ada yang bagus dari minyak kelapa tetapi ada juga yang tidak. Sama seperti minyak sawit,”jelasnya.

 

Sumber: Sawitindonesia.com