Dua tahun lalu tepatnya 17 Mei 2017, Sidharto Reza Suryodipuro resmi menjabat Duta Besar Republik Indonesia untuk India dan Bhutan. Presiden Joko Widodo melantiknya bersama lima duta besar lainnya di Istana Negara. Hubungan Indonesia dan India sudah terjalin baik semenjak masa berabad-abad lalu. Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, India adalah negara yang paling awal mengakui kedaulatan Indonesia juga membangun hubungan diplomatik.

Kedua negara ini diproyeksikan menjadi perekonomiannya akan melesat dalam 20-30 tahun mendatang. Hal ini dikatakan Sidharto Reza Suryodipuro, Dubes RI untuk India dan Bhutan, bahwa dalam kurun waktu 20-30 tahun mendatang,   India akan jadi negara dengan ekonomi terbesar ke-2 di dunia. Sedangkan Indonesia menempati negara dengan  perekonomian terbesar ke-4 di dunia.

Kelapa sawit adalah salah satu komoditas penting yang menopang  perekonomian Indonesia. Komoditas ini menjadi andalan di pasar ekspor. India menjadi negara utama tujuan ekspor sawit Indonesia. Dari total kebutuhan sawit sekitar 9 juta ton per tahun di India. Kontribusi ekspor sawit Indonesia dapat mencapai 60%-70%.

Sidharto Reza Suryodipuro menjelaskan bahwa industri minyak  sawit di Indonesia hadir untuk melayani pasar India sebagai pembeli utama. India dan Indonesia adalah konsumen dan produsen minyak kelapa sawit terbesar dimana akan melihat  kepentingan konsumen dari aspek kesehatan dan lingkungan.

Sepanjang tahun ini, menurutnya , Menteri Perdagangan Indonesia dan asosiasi sawit seperti GAPKI sangat aktif melakukan kunjungan dan hubungan dengan pemerintah maupun pelaku industri India. Dalam jangka menengah sekarang, Indonesia meminta tarif bea masuk produk turunan sawit  seperti RBD Palm Oil untuk diturunkan.

Tetapi, menurut Sidharto,  perlu dilihat juga perspektif menengah ke jangka panjang  terkait perubahan preferensi pasar. Konsumen mulai menyadari faktor kesehatan dan lingkungan sebagaimana terjadi di negara lain. “Kaum milenial (India) mulai concern terhadap produk yang akan mereka konsumsi,” ujar alumni Naval Postgraduate School (Monterey).

Ia mengatakan  kalangan industri sawit harus aktif mempromosikan keuntungan dan manfaat kelapa sawit terhadap kesehatan dan lingkungan dibandingkan minyak nabati lain. Untuk itu, pelaku industri maupun pemerintah  harus bisa menjelaskannya kepada pasar.

 

Sumber: Sawitindonesia.com