Sri Mulyani bertemu sejumlah petani sawit dalam kunjungan ke perkebunan sawit di Manokwari, Papua Barat. Industri sawit diminta memberikan manfaat positif dan kesejahteraan masyarakat.

Saat berbincang dengan petani plasma, Sri Mulyani mendapatkan informasi menarik berkaitan penghasilan dari berkebun sawit. Mereka adalah petani mitra PT MedcoPapua Hijau Selaras (MHPS) di Manokwari, Papua Barat.

Kedatangan Sri Mulyani mendapatkan sambutan hangat dari petani dan anak-anak setempat. Seorang petani plasma bernama Lukas, bercerita bahwa dari berkebun sawit mampu  menghidupi keluarganya. “Sebagai petani sawit, saya dapat membeli rumah dan kendaraan. Harapan saya, industri sawit di Papua Barat lebih maju supaya dapat membuka lapangan kerja,” jelasnya.

Diceritakan Lukas bahwa dirinya bersama 400 petani lainnya bergabung dalam koperasi. Saat ini yang dibutuhkan dirinya dan rekan anggota koperasi adalah angkong untuk membawa hasil panen.

Saat bertemu Musiren Doan Seba, petani plasma lainnya, Sri Mulyani mengajukan pertanyaan,”berapa lama menjadi petani, pak?”. Musiren menjawab,”Ada tiga tahun lamanya sebagai petani sawit.”

Berikutnya, Sri Mulyani bertanya selama berkebun sawit apa saja yang telah diperoleh Musiren dan keluarganya. Dia pun menjawab,” Sudah bisa bangun rumah,bu” ujarnya.

Petani lainnya, Damianus mengakui kehadiran perkebunan sawit ke wilayahnya  berdampak positif terhadap kehidupan keluarganya. Kendati pendidikan masyarakat terbatas,  tetapi dirinya beserta petani lain memperoleh  penghasilan lebih baik untuk menghidupi keluarga mereka. Dia pun meminta kepada Menkeu supaya mendukung PT MPHS dapat semakin berkembang.

“Pemerintah akan melihat apakah ada kebijakan yang dapat dilakukan untuk menarik swasta untuk berinvestasi di sini. Terima kasih atas masukannya,” ujar Sri Mulyani seperti dilansir dari laman kemenkeu.go id.

Anak-anak SD yang turut hadir pun diajak bercakap-cakap oleh Menkeu. Gilang, Danis, dan Ikal bercerita tentang cita-cita mereka kepada Menkeu dan berharap mereka bisa sukses seperti Menkeu. Pada obrolan singkat itu, Menkeu berpesan agar anak-anak rajin belajar, makan sehat, dan tidak lupa beribadah supaya bisa menjadi generasi penerus penjaga Republik Indonesia.

“Kalian cinta tidak sama Republik Indonesia? Buktinya apa? Bagaimana menunjukkan rasa cintanya?,” tanyanya kepada Gilang, Danis, dan Ikal.

Spontan Gilang menjawab akan berjuang untuk Indonesia. Menkeu pun sangat terkejut sekaligus bangga dengan jawaban anak yang masih duduk di kelas 1 SD itu. Atas keberanian ketiga anak tersebut, Menkeu memberikan kenang-kenangan tas serta seragam sekolah.

Menkeu menuturkan pada kondisi global seperti saat ini, meningkatkan ekspor bukanlah pekerjaan yang mudah, diperlukan upaya menyeluruh dari hulu ke hilir, dari rantai suplai hingga ke penetrasi pasar. Sebuah proses panjang yang membutuhkan kerjasama erat antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, begitu pula dengan pihak swasta yang memiliki keahlian, pengetahuan serta pengalaman.

Kunjungan Sri Mulyani ke Papua Barat untuk menyaksikan penandatanganan jaminan fasilitas plasma dan jasa konsultasi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) kepada perkebunan sawit PT MedcoPapua Hijau Selaras. Bentuk kerjasama tersebut dilakukan dengan skema pembiayaan syariah dan jasa konsultasi kepada MedcoPapua, sebagai jaminan fasilitas plasma kepada petaninya yang mencapai total Rp150 miliar. PT MedcoPapua Hijau Selaras membangun kebun plasma seluas 2684,65 hektare dari total lahan plasma seluas 2.909, 7 hektare.

Peraih Menteri Keuangan Terbaik 2019 atau Finance Minister of  The Year 2019 Global and Asia Pacific dari Majalah The Banker ini, meminta pengembangan industri kelapa sawit di suatu daerah harus memberikan manfaat positif kepada kesejahteraan masyarakat sekitar. “Sebuah bisnis dapat langgeng dan lebih baik, apabila masyarakat sekitar merasa ikut dalam proses untuk lebih baik dan besar,” katanya.

Sri Mulyani menjelaskan inisiatif pelaku usaha swasta untuk membangun investasi terutama dalam pengembangan sumber daya alam harus mendapatkan apresiasi karena bisa mendukung kegiatan ekonomi di suatu kawasan.

Sumber: Sawitindonesia.com