JAKARTA-Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) meyakini sektor pertanian mampu menjadi kekuatan ekonomi Indonesia di masa depan. Optimisme itu muncul setelah sektor pertanian (termasuk perikanan dan kehutanan) pada triwulan 11-2020 tumbuh paling tinggi sebesar 16,24%, kontribusi sektor tersebut terhadap perekonomian nasional pada triwulan II-2020 juga meningkat menjadi 15,46%.

Kementerian Pertanian (Kementan) akan bekerja keras mengimplementasi program-program yang ada, terutama untuk tetap membuat petani tetap bergerak selama masa pandemi Covid-19.

Merujuk Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi RI pada triwulan 11-2020 (q-to-q) mengalami kontraksi pertumbuhan 4,19%. Lapangan usaha pada periode itu yang masih tumbuh positif salah satunya pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 16,24%. Ekonomi Indonesia triwulan 11-2020 (y-on-y) juga mengalami kontraksi pertumbuhan 5,32%, kontraksi pertumbuhan terjadi pada hampir semua lapangan usaha, tapi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan justru naik 2,19%. Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan 11-2020 (y-on-y), sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan berkontribusi 0,29%.

Sementara itu, struktur produk domestik bruto (PDB) Indonesia menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan 11-2020 memang tidak menunjukkan perubahan berarti. Perekonomian RI masih didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan 19,87%, diikuti pertanian, kehutanan, dan perikanan 15,46%, lalu perdagangan besar-eceran serta reparasi mobil-sepeda motor 12,84%, dan konstruksi 10,56%. Masih merujuk data BPS, peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Indonesia 58,73%. Namun demikian, kontribusi pertanian, kehutanan, dan perikanan yang 15,46% itu meningkat dari triwulan 1-2020 yang hanya 12,84% dan tiwulan 11-2019 yang sebesar 13,57%.

Mentan mengatakan, sektor pertanian juga terimbas pandemi Covid-19, tapi dampaknya tidak terlalu signifikan. Hal itu tercermin dari pasokan dan harga pangan yang tetap terkendali selama triwulan 11-2020.

Ekspor pertanian masih tetap bisa dilakukan, meski nilai ekspornya tidak besar tapi langkah itu membuat petani bisa terus bekerja. Apalagi, pada April-Mei 2020 merupakan puncak musim panen pangan di beberapa pusat produksi, mulai dari beras, bawang merah, bawang putih, hingga sayuran. “Sepanjang triwulan 11-2020 memang sektor pertanianlah yang tetap tumbuh baik dan memberikan kontribusi besar terhadap PDB Indonesia. Harapannya, ke depan pertanian jadi kekuatan ekonomi kita,” ujar SYL.

SYL menyatakan, sektor pertanian nasional tumbuh dengan baik karena didorong dari kinerja seluruh provinsi. Pertanian terutama padi merupakan benteng dan kekuatan terakhir di tengah negeri dilanda pandemi Covid-19. “Sektor pertanian tumbuh 16,24% berdasarkan data BPS di tengah sektor yang lainnya yang mengalami keterpurukan. Ini karena pertanian sangat menjanjikan karena semua penduduk butuh makan, butuh pangan dan gizi yang cukup. Ada tiga poin penting yang harus diperhatikan dan dijaga dalam menggarap lahan pertanian, yaitu sumber air, teknologi dan sumber daya petaninya. Manajemen air sangat penting, demikian juga dengan mekanisasi teknologi lebih tinggi mesti menjadi perhatian dan sumber daya petani yang andal ke depannya,” ujar dia seperti dilansir Antara saat di Bangka Belitung, kemarin.

Mentan SYL juga telah meminta para pegawainya untuk bekerja lebih ekstra agar sektor pertanian mampu mencapai hasil maksimal. Mentan juga berharap produksi pertanian mampu melesat dalam posisi maksimal, terutama pada triwulan III-2020, semua subsektor pertanian memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. “Di triwulan 11-2020 ini tanaman pangan keluar sebagai pemenang. Tapi saya minta di triwulan III-2020 hortikultura dan yang lainnya harus memperlihatkan energinya. Tolong pertajam arah kerjanya kemudian ambil keputusan cepat,” kata SYL.

Direktur Eksekutif The Indonesia Green Financial and Investment Institute Maxwell Gultom sudah memproyeksikan dari awal tahun bahwa sektor pertanian tetap tumbuh di masa pandemi Covid-19. Alasannya, Indonesia mempunyai sumber daya alam yang cukup dan basis masyarakat petani yang masih kuat, saat kebanyakan orang kesulitan mencari pekerjaan di masa pandemi, sektor pertanian tetap menjadi pilihan terbaik. Pergeseran musim tanam dan puncak panen merupakan kunci untuk menjaga PDB pertanian, indikator nilai tukar petani (NTP) juga meningkat 0,49% pada Juli 2020 menjadi 100,9. “Jika kondisi ini tetap dijaga maka sektor pertanian akan menjadi kekuatan perekonomian Indonesia ke depannya,” ujar dia.

Sementara itu, peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia Riyanto mengatakan, Indonesia sudah saatnya fokus dalam mengembangkan sektor pertanian. Indonesia sudah mempunyai sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing. “Kunci agar sektor pertanian bisa tumbuh dan berkembang adalah infrastruktur dan sarana pertanian harus ditingkatkan terutama untuk yang di perdesaan,” ungkap dia.

Ekspor Cangkang Sawit

Salah satu upaya meningkatkan kontribusi pertanian dalam perekonomian nasional adalah dengan menggenjot ekspor. Pada Sabtu (8/8), Mentan SYL melepas ekspor perdana 10 ton cangkang kelapa sawit petani Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) ke Jepang. Hal ini sebagai bentuk dukungan pemerintah pusat kepada daerah untuk meningkatkan ekspor produk pertanian. “Babel sudah berhasil mengekspor limbah kelapa sawit, sehingga tidak ada lagi komoditas perkebunan ini yang terbuang percuma,” kata dia. Cangkang sawit ini cukup banyak di provinsi lainnya, tetapi Babel memiliki potensi yang sangat besar, karena eksportirnya sudah ada di daerah ini, tinggal pemerintah memperkuat saja.

Gubernur Kepulauan Babel Er-zaldi Rosman Djohan mengucapkan terima kasih kepada Mentan SYL yang telah melepas ekspor perdana limbah cangkang sawit ini ke Jepang. Ekspor tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan ekonomi masyarakat. Pemprov Babel bersyukur ekspor cangkang sawit ini dapat dilakukan di Pelabuhan Tanjung Gudang Belinyu Kabupaten Bangka sehingga dapat menambah devisa negara, khususnya Provinsi Kepulauan Babel sekaligus memulihkan perekonomian masyarakat di tengah pendemi Covid-19. “Cangkang sawit sebelumnya merupakan suatu limbah dan limbah ini bisa dimanfaatkan oleh negara lainnya,” ujar Erzaldi.

 

Sumber: Investor Daily Indonesia