Sampai saat ini banyak tantangan yang harus dihadapi oleh industri minyak sawit dunia, salah satunya harga minyak sawit  yang tercatat terus melemah akibat tekanan pasar yang cenderung negatif.

Namun demikian badai cobaan ini diyakini akan berlalu, tentu dengan tetap secara konsistensi menerapkan Praktik Pertanian yang Baik, kerbelanjutan dan berbiaya efisien. Bila cara demikian terus ditempuh tidak akan mustahil bakal  membawa industri kelapa sawit menempati posisi sebagai produsen minyak nabati utama.

Apalagi kelapa sawit memiliki tingkat produktivitas tinggi dimana produksi minyak sawit mampu mencapai antara 2.500 hingga 4.000kg/ha/ tahun. Dibandingkan dengan tingkat produktivitas minyak nabati lain.

Coba bandingkan dengan kacang kedelai yang hanya memiliki tingkat produktivitas sekitar 400 kg/ha/tahun. Sementara untuk menghasilkan satu ton minyak, kelapa sawit hanya membutuhkan lahan sekitar 0,30 ha, lain halnya dengan rapeseed yang justru membutuhkan lahan seluas 0,75 ha serta kacang kedelai membutuhkan lahan sekitar 2,17 ha. Fakta ini membuktikan kelapa sawit memiliki keungulan yang tidak bisa ditandingi minyak nabati lain.

Walaupun dibutuhkan investasi untuk memperoleh benih terbaik guna memperoleh tanaman unggul sampai 25 tahun kedepan, ini lebih penting dan investasi tinggi tidak bisa dihindari demi produksi dan kualitas benih yang terbaik untuk masa depan industri kelapa sawit. Saat ini Penulis akan membahas beberapa hal praktis di lapangan supaya produksi sawit bisa maksimal dan menguntungkan.

 

Budidaya Pembibitan Tanaman Unggul

Dengan cuaca dan curah hujan yang tidak konsisten sepanjang tahun, pembibitan dua tahap paling dianjurkan. Ini juga memberikan waktu bagi para Planter sekitar 3 sampai 4 bulan di pra-pembibitan untuk membangun pembibitan utama yang bagus dan dimana penanaman di lapangan tidak akan terlambat.

Dalam pembibitan utama (main nursery), dianjurkan jarak antara polybag sekitar 90 cm segi tiga supaya sekitar 12.000 polybag bisa di susun.  Dengan susunan penempatan polybag mengikut pola  bentuk segitiga, cara demikian merupakan pola terbaik untuk memperoleh susunan polybag sebanyak 12.000 per ha. Populasi cukup memadai bagi pembuatan jalur mini traktor kedalam pembitan untuk melakukan pengumpulan bibit dan meneruskan penanaman di lapangan.

Satu hal yang terkadang diabaikan adalah tatkala melakukan pemindahan pembibitan awal (pra nursery) ke pembibitan utama, lantas hilangkan kencenderungan untuk menunda kegiatan penanaman dengan cara apa pun.

Tanaman dari pra-pembibitan harus segara dipindahkan ke polybag pembibitan utama dalam kurun 3 sampai 4 bulan terakhir. Lantas pemusnahan bibit yang kurang bagus harus efisien dilakukan di lapangan, diawasi dan dicatat dengan baik.

 

Sumber: Infosawit.com