Perdagangan komoditas turunan sawit dan emas menjadi pendorong pertumbuhan Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) di akhir kuartal. Ill lalu. BBJ mencatat ada pertumbuhan 27% dari kontrak multilateral dan sistem perdagangan alternatif (SPA) dibanding akhir kuartal II.
Secara lebih rinci, kontrak multilateral naik sebesar 59%. Sedangkan kontrak bilateral atau SPA naik 20,5% untuk periode yang sama.
Direktur Utama BBJ Stephanus Paulus Lumintang memaparkan, peningkatan volume transaksi BBJ disebabkan kenaikan signifikan pada kontrak bilateral emas Loco London dan juga kontrak olein. “Kontributor utama volume kami naik adalah kontrak OLE 10 dan OLE20 yang mengalami pertumbuhan sangat signifikan di kuartal tiga
lalu, yaitu naik 390% dibandingkan kuartal dua,” papar Stephanus, Jumat (11/10).
Kontrak olein tumbuh setelah BBJ bekerjasama dengan penyedia likuiditas, sehingga perdagangan lebih menarik bagi investor. “Jadi, banyak investor dan stakeholder yang masuk ke kontrak olein, khususnya OLE 10,” tambah Stephanus.
Sebagai informasi, kontrak OLE 10 adalah kontrak multilateral olein dengan ukuran kontrak 10 ton per lot. Sedang OLE20 adalah kontrak berukuran 20 ton per lot. Per kuartal III tahun ini, volume kontrak OLE 10 dan OLE20 Bursa Berjangka Jakarta sudah mencapai 148.268 lot.
BBJ mengklaim, kontrak lainnya juga tumbuh positif, kendati tidak sebesar kontrak olein. Kontrak emas dengan setelmen harga di bursa Loco London misalnya, meningkat 36%. Stephanus menilai, harga emas yang fluktuatif menjadi daya tarik bagi investor.
Meski volume transaksi tumbuh, total volume periode September mengalami penurunan. Total kontrak multilateral dan SPA sebanyak 699.944,51 lot. Angka ini turun 6,97% dibandingkan Agustus yang mencapai 752.415,6 lot.
Untuk meramaikan lagi transaksi, BBJ berencana merilis kontrak baru, yaitu emas digital sebelum akhir tahun ini. BBJ tertarik menggarap kontrak tersebut karena melihat peluang besar dari emas digital dan banyaknya permintaan dari dalam negeri. Provider yang akan BBJ gandeng merupakan para pemain lokal, termasuk e-commerce yang ada di Indonesia.
Sumber: Harian Kontan