Kampanye ditempuh melalui seminar yang digelar di Kedutaan Besar RI di Washington DC, AS, Rabu (16/1/2019) waktu setempat Materinya, antara lain, terkait isu pemberdayaan di industri minyak sawit, tantangan energi yang dihadapi dunia, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Seminar menghadirkan pembicara, antara lain Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa sawit (BPDP-KS) Dono Boestami, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa sawit Indonesia (Gapki) Kanya Lakshmi Sidarta, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Bernard Riedo, dan Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan. 

Dono memaparkan, menjawab tantangan sumber energi yang dihadapi dunia, Indonesia menerapkan mandatori B-20 sejak September 2018. Mandatori B-20 adalah kewajiban mencampurkan 20 persen biodiesel ke setiap liter solar. “Sejauh ini, potensi penggunaan biodiesel yang sangat besar belum dimanfaatkan secara optimal,” katanya 

Kanya mengungkapkan, produksi sawit Indonesia pada Januari-November 2018 sebesar 47,61 juta ton. Dari jumlah itu, sekitar 32,02 juta ton di antaranya diekspor, antara lain, ke India sebanyak 6,714 juta ton dan ke AS 1,214 juta ton. 

Sementara, Bernard menyoroti upaya meningkatkan produktivitas. “Dengan produktivitas yang makin tinggi, ongkos produksi semakin rendah 

sehingga minyak nabati bisa semakin berdaya saing,” ujarnya Paulus menyampaikan, tantangan yang dihadapi Indonesia dalam industri biodiesel adalah upaya meningkatkan kualitas. Tantangan lain berupa hambatan perdagangan dan proteksionisme yang dianut sejumlah negara. 

Industri penting 

Duta Besar RI untuk AS Budi Bowoleksono mengatakan, minyaksawitdan industrinya berperan sebagai pendorong ekonomi Indonesia Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, sawit adalah salah satu industri yang penting bagi Indonesia “Sama pentingnya seperti Boeing bagi Amerika Serikat atau Airbus bagi Perancis,” katanya 

Enggartiasto berharap, seminar tersebut bisa membuka pemahaman yang lebih baik mengenai sawit, termasuk arti pentingnya bagi Indonesia “Indonesia juga fokus dalam usaha terkait isu lingkungan yang selama ini banyak disorot pada industri kelapa sawit,” ujarnya 

Ekspor minyaksawitIndonesia terhambat, antara lain, terkait isu lingkungan yang dikaitkan dengan tata kelola berkelanjutan dan pengenaan bea masuk dari negara tujuan ekspor. 

Selain mengampanyekan sawit, Indonesia menjajaki peluang meningkatkan pangsa pasar tekstil dan produk tekstil di .AS dalam pertemuan yang dihadiri pengusaha sektor tekstil dan kapas AS. Komoditas itu bisa dimanfaatkan dalam kerja sama perdagangan. AS diharapkan meningkatkan impor tekstil dan produk tekstil dari Indonesia, sedangkan Indonesia bisa menambah impor bahan baku kapas dari AS. 

Sumber: Kompas